Liputan6.com, Jakarta Musim 2024/25 bisa jadi salah satu babak paling kelam dalam sejarah Manchester United. Finis di posisi ke-16 Premier League—peringkat terendah dalam setengah abad—menjadikan ini musim yang lebih buruk daripada era David Moyes atau bahkan Ralf Rangnick.
Biar begitu, di balik reruntuhan performa domestik, masih ada secercah harapan: Final Liga Europa kontra Tottenham di Bilbao menjadi tiket terakhir untuk menyelamatkan reputasi, sekaligus mengamankan masa depan finansial lewat tiket Liga Champions.
Ruben Amorim, pelatih yang baru setengah musim menggantikan Erik ten Hag, berada di ujung tanduk meski manajemen bersikukuh tak akan memecatnya.
Di meja transfer, nama-nama seperti Joshua Zirkzee dan Marcus Rashford dikorbankan dalam rencana perombakan, sementara target baru&m...