TEMPO.CO, Jakarta - Sikap antikritik rezim Orde Baru terhadap media telah membuat nafas jurnalistik menjadi sesak. Lebih dari 30 tahun lalu, tepatnya pada Juni 1994, redaksi majalah Tempo, Tabloid DeTik, dan Editor diberedel karena mengungkap sisi buruk pemerintahan. Kesewenang-wenangan pemangku kebijakan itu menuai protes dari berbagai kalangan, termasuk mendiang penyair W.S. Rendra.
Bersama anggota Bengkel Teater dan sejumlah aktivis, buruh, dan mahasiswa, W.S. Rendra melakukan demonstrasi di depan kantor Departemen Penerangan, Jakarta, sepekan setelah pemberedelan, 27 Juni 1994. Namun, memang sudah dasarnya antikritik, pemerintahan Presiden Soeharto lewat kaki tangannya justru menangkap Rendra dan kawan-kawan.
Baca berita dengan sedikit iklan, Read Entire Article