TEMPO.CO, Jakarta - Peneliti Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem), Asep Hasan Sadikin, menilai tingginya angka golput di pemilihan kepala daerah atau pilkada Jakarta disebabkan oleh adanya ketidaksesuaian antara aspirasi masyarakat dengan calon yang diusung partai politik.
Menurut Asep, beberapa lembaga survei sebelumnya telah merilis hasil survei tokoh-tokoh yang memiliki elektabilitas tinggi di Jakarta. Dua nama yang mendapat angka elektabilitas tinggi, kata Asep, adalah Anies Baswedan dan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
Dalam survei Indikator Politik Indonesia yang dirilis pada 25 Juli 2024, misalnya, Anies menempati posisi pertama dengan elektabilitas sebesar 39,7 persen. Kemudian Ahok menempati posisi kedua dengan 23,8 persen dan Ridwan Kamil sebesar 13,1 persen.
Akan tetapi, kata Asep, tidak ada partai politik yang mengu...