TEMPO.CO, Jakarta - Dalam setiap pemilihan umum (pemilu) maupun pilkada di Indonesia, hasil quick count sering kali menjadi sorotan, terutama ketika hasilnya tidak sesuai dengan perhitungan resmi real count yang diumumkan oleh Komisi Pemilihan Umum.
Fenomena ini memunculkan kontroversi dan ketegangan di masyarakat, baik terkait metode yang digunakan dalam quick count maupun klaim kemenangan dari pihak tertentu. Berikut adalah beberapa contoh kasus di mana hasil quick count menunjukkan pemenang yang berbeda dengan hasil akhir real count.
1. Pemilu Presiden 2014
Pada Pemilu Presiden 2014, meskipun hasil quick count dari hampir seluruh lembaga survei menyatakan Joko Widodo (Jokowi) unggul atas Prabowo Subianto, Prabowo dengan tegas mengklaim dirinya sebagai pemenang berdasarkan perhitungan intern...